Dalam banyak budaya dan agama, terdapat anjuran untuk melakukan sesuatu dengan tangan kanan dianggap sebagai suatu kebiasaan atau tradisi yang dijunjung tinggi. Tangan kanan dianggap sebagai simbol kebaikan, keberkahan, dan kekuatan. Selain itu, ada juga keyakinan bahwa tindakan menggunakan tangan kanan dapat mencerminkan sikap yang sopan dan menghormati orang lain. Baik dalam hal makan, memberikan salam, berjabat tangan, atau melakukan tugas-tugas sehari-hari, para penganjur sering kali mengingatkan untuk memberi perhatian pada penggunaan tangan kanan. Dengan mengamalkan anjuran ini, diharapkan kita dapat membawa harmoni dalam interaksi sosial dan mendukung terciptanya lingkungan yang penuh rasa saling menghargai dan menyenangkan bagi semua orang.

Kali ini petugas yang bertugas membaca yaitu Agil Khaerul Anand kelas 11 TKJ 3, dari hadits Riyadus Sholihin Nomor 160, akan membahas tidak Anjuran Untuk Melakukan Amal Kebaikan Secara Rutin

Isi Hadits:

عن أَبي مسلم، وقيل: أَبي إياس سَلمة بنِ عمرو بنِ الأكوع – رضي الله عنه: أنَّ رَجُلًا أَكَلَ عِنْدَ رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم – بِشِمَالِهِ، فَقَالَ: «كُلْ بِيَمِينكَ» قَالَ: لا أسْتَطيعُ. قَالَ: «لاَ استَطَعْتَ» مَا مَنَعَهُ إلاَّ الكِبْرُ فمَا رَفَعَهَا إِلَى فِيهِ. رواه مسلم.

Dari Abu Muslim; ada yang mengatakan, dari Abu Iyas, yaitu Salamah bin ‘Amr bin al-Akwa’ r.a., bahwasanya ada seorang lelaki disisi Rasulullah s.a.w., makan dengan tangan kirinya. Kemudian beliau s.a.w. bersabda padanya: “Makanlah dengan tangan kananmu!” Orang itu berkata: “Aku tidak dapat.” Beliau s.a.w. bersabda: “Jadi engkau tidak dapat?” Sebenarnya ia berbuat demikian itu hanyalah karena terdorong oleh kecongkaannya belaka. Akhirnya ia benar-benar tidak dapat mengangkat tangan kanannya ke mulutnya -untuk selama-lamanya.” (Riwayat Muslim)

Penjelasan Hadits:

Hadits ini merupakan riwayat dari Abu Muslim yang meriwayatkan dari Abu Iyas, yakni Salamah bin ‘Amr bin al-Akwa’ radhiyallahu ‘anhu. Hadits ini mengisahkan tentang seorang lelaki yang sedang makan di samping Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun, yang menarik perhatian adalah cara dia makan, yaitu menggunakan tangan kirinya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian memberi nasehat dengan lembut dan penuh kebijaksanaan, beliau bersabda kepada lelaki tersebut untuk makan dengan tangan kanannya. Rasulullah mencoba mengarahkan dan membimbingnya untuk mengikuti adab dan anjuran yang dianjurkan dalam makan dengan tangan kanan.

Namun, sang lelaki memberikan jawaban yang tidak pantas, dia berkata bahwa dia tidak mampu melakukannya. Rasulullah tetap memberikan kesempatan dan bertanya lagi, tetapi lelaki itu kembali menolak. Rasulullah mengetahui bahwa alasan dia makan dengan tangan kirinya bukan karena ada masalah fisik, tetapi semata-mata karena kesombongannya dan ketidaksukaannya untuk mengikuti anjuran yang dia anggap sepele.

Karena ketidaktaatan dan keengganan yang terus-menerus, akhirnya Allah menimpakan hukuman padanya. Lelaki itu benar-benar kehilangan kemampuan untuk mengangkat tangan kanannya ke mulutnya selama-lamanya sebagai hukuman atas ketidakpatuhannya.

Hadits ini mengajarkan pentingnya mengikuti petunjuk dan anjuran yang datang dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kita harus rendah hati dan bersedia mengoreksi diri jika melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan tuntunan agama. Kesombongan dan keengganan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya adalah sikap yang sangat tidak dianjurkan. Oleh karena itu, kita perlu selalu berusaha memperbaiki diri dan taat kepada ajaran-Nya agar senantiasa mendapatkan keberkahan dalam hidup ini.

Kesimpulan:

Kesimpulan dari hadits tersebut adalah pentingnya mengikuti petunjuk dan anjuran yang datang dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan rendah hati dan taat. Hadits ini menggambarkan betapa kesombongan dan ketidaksukaan untuk mematuhi ajaran agama dapat berakibat buruk, sekaligus mengingatkan kita untuk selalu memperbaiki diri dan menghindari keengganan dalam mengikuti anjuran-Nya. Kita perlu menghindari sikap congkak dan lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan ketaatan dan ketundukan, sehingga kita bisa meraih berkah dan keberkahan dalam hidup ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *