Syaban dalam bahasa Arab berasal dari kata syi’ab yang artinya jalan di atas gunung. Bulan Syaban berada di antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan. Bulan ini kemudian menjadi kesempatan bagi umat muslim untuk melakukan ibadah dan memperkuat keimanan.
Di dalam bulan Syaban terdapat sejumlah keutamaan Baik peningkatan kualitas kehidupan di dunia maupun keimanan kepada Allah SWT.
Beberapa keutamaan pada Bulan Sya’ban, yaitu :
1. Bulan Nisfu Sya’ban
Keistimewaan utama bulan Syaban terletak pada pertengahannya atau disebut sebagai Nisfu Sya’ban. Secara harfiah istilah Nisfu Syaban berarti hari atau malam pertengahan bulan Syaban atau tanggal 15 Syaban.
Pada bulan ini umat muslim dapat memanfaatkannya dengan sebaik-baik mungkin. Hal yang dapat dilakukan di bulan tersebut adalah berpuasa di hari Nisfu Syaban dan memperbanyak shalat di malam harinya. Terkait hal tersebut telah diriwayatkan dalam hadis yang Sahih:
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا. رواه أبو دود
Artinya: “Jika tiba malam Nisfu Syaban, maka sholatlah (sunnah) pada malam harinya (malam lima belas) dan berpuasalah (sunnah) pada siang harinya (hari kelima belas)” (HR. Ibnu Majah)
2.Bulan diangkatnya amal ibadah umat Manusia
Syaban merupakan bulan diangkatnya amal ibadah seluruh umat manusia yang ada di bumi. Lalu diserahkan kepada Allah SWT.
Hal tersebut berdasarkan pada hadits yang diriwayatkan dari Usamah bin Zaid. Ia berkata, “Katakanlah wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihat engkau berpuasa selama sebulan dari bulan-bulannya selain di bulan Syaban”.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Artinya: “Bulan Syaban adalah bulan di mana manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan.” (HR Dawud dan an-Nasa’i. Ibnu Khuzaimah men-shahihkan hadits ini)
3.Bulan yang Diapit Dua bulan Mulia
Syaban merupakan bulan yang diapit oleh dua bulan mulia, yakni Rajab dan Ramadhan. Namun, karena berada di antara keduanya, terkadang bulan Syaban justru terlupakan.
Rasulullah SAW bersabda:
ذاكَ شهر تغفل الناس فِيه عنه ، بين رجب ورمضان
Artinya: “Bulan Syaban adalah bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadan.” (HR Abu Dawud dan Nasa’i)
4.Turunya Ayat perintah bershalawat kepada Nabi.
Pada bulan Syaban terdapat berbagai peristiwa, salah satunya adalah turunnya ayat Alquran yang menganjurkan membaca shalawat kepada Rasulullah SAW. Ayat tersebut terdapat pada surah Al-Ahzab ayat 56.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Artinya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS Al-Ahzab Ayat 56)
5. Puasa Bulan Syaban disenangi Rasulullah
Pada bulan Syaban Rasulullah senantiasa melaksanakan puasa. Terkadang Rasulullah SAW berpuasa Syaban lalu menyambungnya dengan puasa di bulan Ramadhan.
Hal tersebut disampaikan oleh Sayyidah Aisyah radliyallahu ‘anha:
كَانَ أَحَبَّ الشُّهُوْرِ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَنْ يَصُوْمَهُ شَعْبَان ثُمَّ يَصِلَهُ بِرَمَضَانَ. أَخْرَجَهُ أحمدُ وأبو داودَ والنَّسَائِيُّ
Artinya: “Bulan yang paling disenangi Rasulullah untuk berpuasa sunnah di dalamnya adalah Syaban, kemudian beliau menyambungnya dengan puasa Ramadhan” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan An-Nasa’i)
Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terkadang berpuasa Syaban sebulan penuh dan terkadang beliau berpuasa di sebagian besar bulan Syaban seperti diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Mu
6.Bulan kelalaian
Para ulama salaf menjelaskan hikmah di balik kebiasaan Rasulullah SAW memperbanyak puasa sunah di bulan Sya’ban. Kedudukan puasa sunah di bulan Sya’ban dari puasa wajib Ramadhan adalah seperti kedudukan shalat sunah qabliyah bagi shalat wajib. Puasa sunah di bulan Sya’ban akan menjadi persiapan yang tepat dan pelengkap bagi kekurangan puasa Ramadhan.
Hikmah lainnya disebutkan dalam hadits dari Usamah bin Zaid R.A, ia berkata: “Wahai Rasulullah SAW, kenapa aku tidak pernah melihat Anda berpuasa sunah dalam satu bulan tertentu yang lebih banyak dari bulan Sya’ban? Beliau SAW menjawab:
ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفِلُ النَّاسُ عَنْهُ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الأَعْمَال إِلى رَبِّ العَالمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عملي وَأَنَا صَائِمٌ
“Ia adalah bulan di saat manusia banyak yang lalai (dari beramal shalih), antara Rajab dan Ramadhan. Ia adalah bulan di saat amal-amal dibawa naik kepada Allah Rabb semesta alam, maka aku senang apabila amal-amalku diangkat kepada Allah saat aku mengerjakan puasa sunah.” (HR. Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Khuzaimah. Ibnu Khuzaimah menshahihkan hadits ini)
7.Bulan persiapan Menyambut Bulan Rmadhan
Bulan Sya’ban adalah bulan latihan, pembinaan dan persiapan diri agar menjadi orang yang sukses beramal shalih di bulan Ramadhan. Untuk mengisi bulan Sya’ban dan sekaligus sebagai persiapan menyambut bulan suci Ramadhan, ada beberapa hal yang selayaknya dikerjakan oleh setiap muslim.meliputi :
- Persiapan Iman
- Persiapan Ilmu
- Persiapan Dakwah
- Persiapan Keluarga
- Persiapan Mental
- Persiapan Melawan Hawa Nafsu
Wallahu a’lam bish shawab.