Jakarta, Senin, 30 Januari 2023 – Sholat merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan setiap kaum muslim. Sehari semalam kita wajib menjalankan sholat lima waktu, yaitu magrib, isya, subuh, zuhur dan asar.
Dalam Hadist Riyadhus Shalihin Nomer ke 102 akan menjelaskan anjuran untuk memanjangkan sholat.
Isi Hadist
الثامن: عن أبي عبد اللَّه حُذَيْفةَ بن اليمانِ، رضي اللَّهُ عنهما، قال: صَلَّيْتُ مع النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم ذَاتَ ليَْلَةٍ، فَافَتَتَحَ الْبقرة، فقُلْت يرْكَعُ عِندَ المائة، ثُمَّ مضى، فَقُلْت يُصلِّي بِهَا في رَكْعةٍ، فَمَضَى.
فَقُلْت يَرْكَع بهَا، ثمَّ افْتتَح النِّسَاءَ، فَقَرأَهَا، ثمَّ افْتتح آلَ عِمْرانَ فَقَرَأَهَا، يَقْرُأُ مُتَرَسِّلاً إذَا مرَّ بِآيَةٍ فِيها تَسْبِيحٌ سَبَّحَ، وإِذَا مَرَّ بِسْؤالٍ سَأل، وإذَا مَرَّ بِتَعَوذٍ تَعَوَّذَ، ثم ركع فَجعل يقُول: «سُبحانَ رَبِّيَ الْعظِيمِ» فَكَانَ ركُوعُه نحْوا مِنْ قِيامِهِ ثُمَّ قَالَ: «سمِع اللَّهُ لِمن حمِدَه، ربَّنا لك الْحمدُ» ثُم قَام قِياماً طوِيلاً قَريباً مِمَّا ركَع، ثُمَّ سَجَدَ فَقالَ: «سبحان رَبِّيَ الأعلَى» فَكَانَ سُجُوده قَرِيباً مِنْ قِيامِهِ». رواه مسلم.
102. Kedelapan: Dari Abu Abdillah, yaitu Hudzaifah bin al-Yaman al-Anshari yang terkenal sebagai penyimpan rahasia Rasullah shalallahu alaihi wasalam, radhiallahu ‘anhuma, katanya: “Saya bershalat beserta Nabi shalallahu alaihi wasalam pada suatu malam maka beliau membuka -dalam rakaat pertama- dengan surat al-Baqarah. Saya berkata: “Beliau ruku’ pada ayat keseratus, kemudian berlalulah.” Saya berkata: “Beliau bershalat dengan bacaan tadi itu dalam satu rakaat, kemudian berlalu.” Selanjutnya saya berkata: “Beliau ruku’ dengan bacaan di atas itu, kemudian membuka -dalam rakaat kedua – dengan surat an-Nisa’ lalu membacanya, kemudian membuka lagi -sebagai lanjutannya- surat ali Imran, kemudian membacanya. Beliau shalallahu alaihi wasalam membacanya itu dengan rapi sekali -tidak tergesa-gesa- jikalau melalui ayat yang di dalamnya mengandung pentasbihan -memahasucikan- beliaupun mengucapkan tasbih, jikalau melalui ayat yang mengandung suatu permohonan, beliaupun memohon, jikalau melalui ayat yang menyatakan berta’awwudz -mohon perlindungan kepada Allah dari sesuatu yang tidak baik, beliaupun berta’awwudz -mohon perlindungan. Kemudian beliau shalallahu alaihi wasalam ruku’ dan di situ beliau mengucapkan: Subhana rabbiyal ‘azhim. Ruku’nya adalah seumpama saja dengan berdirinya -yakni perihal lamanya hampir sama-, selanjutnya beliau mengucapkan: Sami’allahuliman hamidah. Rabbana lakal hamd, lalu berdiri dengan berdiri yang lama mendekati ruku’nya tadi. Seterusnya beliau bersujud lalu mengucapkan: Subhana rabbial a’la, maka -lama waktu- sujudnya itu mendekati pula akan berdirinya.” (Riwayat Muslim)
Penjelasan Hadist
Dari kutipan hadist tersebut kita mendapatkan pelajaran tentang anjuran memanjangkan sholat dengan membaca surat secara tartil, tuma’ninah, dan khusyu. Serta anjuran membaca tasbih pada saat rukuk dan sujud.
Kesimpulan Hadist
Oleh karena itu, dari hadist tersebut marilah kita melakukan sholat sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW. Jangan kita merasa terburu-buru dalam melakukan sholat. Kita seharusnya meluangkan waktu untuk sholat daripada mencari waktu luang untuk sholat. Karena kesempurnaan sholat diawali dengan menyempurnakan wudlu dan menyempurnakan semua rangkaian gerakan dalam shalat. Wallahualam bish-shawab.
Author: humasrohis22